Jumat, 19 November 2010

Sanghadana


                Apabila di suatu Vihara tidak memenuhi syarat diselengarakannya Upacara Kathina, maka umat dapat menyelengarakannya Sanghadana ataupun Chivaradana. Sanghadana adalah segala bentuk dana(uang ataupun barang-barang kebutuhan dasar para bhikkhu) yang dipersembahkan pada sangha melalui seorang atau beberapa orang bhikkhu, sedangkan Civaradana adalah persembahan berupa jubah bhikkhu.
                Bilamana persembahan diberikan pada Sangha, maka umat harus secara tegas menyatakan tersebut sebagai “Sanghadana”
Sang Buddha bersabda : “berdana pada Sangha mempunyai nilai-dharma yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan berdana pada bhikkhu ataupun pada pribadi Sang Buddha sendiri”.
                Hal ini berbeda dengan dana persembahan yang khusus diberikan pada seorang ataupun beberapa bhikkhu penerima dan bukan pada Sangha.
Sekolah-sekolah, Vihara yang tidak ada bhikkhu yang ber-Vassa, dapat menyelenggarakan Sanghadana pada bulan Kathina. Jadi bukan Upacara Kathina. Hal ini guna meluruskan kembali atas makna suci Upacara Kathina dan Pavarana.
                Sementara belum cukup bhikkhu, maka Upacara Kathina dapat dilangsungkan tanpa kehadiran bhikkhu, sekedar untuk memperkenalkan tradisi Kathina dan membiasakan umat berdana pada Sangha.
Bilamana upacara Kathina diselenggarakan dengan ataupun tanpa kehadiran bhikkhu, maka yang perlu mendapat perhatian umat adalah :
  1. Seluruh dana yang dipersembahkan harus memberikan pada Sangha tanpa syarat, misalnya : dipotong terlebih dulu oleh panitia untuk kegiatan vihara atau pandita.
  2. Tidak dibenarkan sebelum berdana, memberi syarat pada Sangha, misalnya : bahwa dana yang terkumpul akan dibagi fifty-fifty dengan vihara/pandita.
  3. Bhikkhu yang menerima dana atas nama sangha wajib menyearahkan secara utuh pada Sangha dan tidak dibenarkan mengambil untuk dirinya sendiri atau membagikan pada orang/badan lain, tanpa seijin Sangha.
Atas keputusan sangha sendiri, dana yang terkumpul sebagian atau seluruhnya didanakan kembali untuk bermacam kegiatan dan keperluan, baik bagi vihara setempat atau bagi tempat lain.
Catatan:
Ada dua pengertian yang berbeda tentang pavarana, yaitu pavarana yang dilakukan bhikkhu pada akhir vassa dan pengertian pavarana yang dilakukan umat  pada seorang bhikku.
  1.   Pavarana dari bhikku adalah pernyataan kesedian bhikku , pada akhir vassa, untuk menerima kritik dan nasihat bhikkhu khususnya yang senior.
  2. Pavarana dari umat peryataan umat adalah pernyataan seorang umat kepada seorang bhikkhu tertentu terhadap kesediannya menjadi sponsor dan membantu kebutuhannya untuk suatu jangka waktu tertentu ataupun untuk waktu tak menentu.
"Hari Raya Umat Buddha dan Kalender Buddhis karangan Herman S, Endro" 

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar